Teknologi Reproduksi & Robot Humanoid: Masa Depan Artificial Womb dan Etika yang Menyertainya
Oleh: Tim TeknoAmpuh.com
Diterbitkan: 6 Juli 2025
Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS (dibaca "kris") telah menjadi standar pembayaran digital nasional di Indonesia. Namun, pengaruh dan model sistem ini juga mulai diperhatikan di skala global. Artikel ini menyajikan fakta unik QRIS, siapa yang menginisiasinya, serta bagaimana teknologi ini berkontribusi dalam ekosistem ekonomi digital dunia.
QRIS adalah standar kode QR nasional yang diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Tujuan utama QRIS adalah menyatukan berbagai penyelenggara pembayaran digital dalam satu sistem terintegrasi.
QRIS memungkinkan konsumen melakukan pembayaran di seluruh merchant yang menerima pembayaran digital—tanpa perlu khawatir soal jenis aplikasi atau bank yang digunakan.
Diluncurkan resmi: 17 Agustus 2019
Mulai diwajibkan nasional: 1 Januari 2020
Developer utama: Bank Indonesia & ASPI
Dukungan platform: Gopay, OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, BCA Mobile, dan lainnya
Sumber:
Bank Indonesia. (2019). Peluncuran QRIS. www.bi.go.id
QRIS Merupakan Salah Satu Standar QR Code Paling Cepat Diadopsi di Dunia
Hanya dalam waktu 1 tahun sejak peluncuran, sudah ada lebih dari 5 juta merchant yang menggunakan QRIS di seluruh Indonesia (Bank Indonesia, 2021). Ini membuat QRIS menjadi salah satu model standar pembayaran digital dengan adopsi tercepat secara nasional.
Dapat Digunakan oleh UMKM Tanpa Biaya Berlangganan
QRIS mendukung inklusi keuangan. Usaha kecil menengah bisa mendaftar tanpa harus memiliki alat EDC (Electronic Data Capture), yang sebelumnya memakan biaya besar.
Bukan Sekadar Pembayaran—Juga Digunakan untuk Donasi dan Zakat
QRIS tak hanya untuk belanja. Majelis Taklim, yayasan sosial, dan tempat ibadah kini menerima sumbangan melalui QRIS.
Indonesia Jadi Salah Satu Negara Pertama yang Menerapkan QR Code Interoperabilitas Nasional
Sebelum QRIS, negara seperti Tiongkok atau Korea Selatan punya sistem QR masing-masing (WeChat Pay, AliPay), tapi tak saling terhubung. Indonesia menjadi pelopor dalam menggabungkan berbagai sistem pembayaran dalam satu standar nasional QR.
QRIS Go Global: Interkoneksi dengan Thailand dan Malaysia
Mulai 2022, QRIS dapat digunakan oleh wisatawan Indonesia di Thailand dan Malaysia, serta sebaliknya. Inisiatif ini disebut “QR Cross-Border Payment” dan menjadi langkah besar menuju integrasi sistem pembayaran Asia Tenggara.
Sumber:
Bank Indonesia. (2022). Cross Border QR Payment.
ASEAN Payment Connectivity Report (2023)
Secara teknis, QR Code diciptakan pertama kali oleh Masahiro Hara, seorang insinyur Jepang dari perusahaan Denso Wave pada tahun 1994. Namun, QRIS sebagai sistem nasional adalah inovasi lokal Indonesia.
Bank Indonesia (sebagai otoritas sistem pembayaran)
ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia)
Mereka mengadaptasi standar EMVCo (Europay, Mastercard, dan Visa) dan ISO 20022, menjadikan QRIS kompatibel dengan sistem pembayaran global.
Sumber:
Denso Wave. (n.d.). QR Code History
Bank Indonesia. (2019). QRIS Implementation Strategy
Meskipun QRIS adalah sistem nasional, pengaruhnya tidak bisa dianggap kecil. Berikut dampak utamanya:
Lebih dari 80% pengguna QRIS adalah pelaku usaha mikro dan kecil (BI, 2022). Ini membuka akses mereka ke sistem keuangan formal dan meningkatkan potensi kredit UMKM.
Dengan QRIS Cross-Border, wisatawan dari negara ASEAN bisa belanja tanpa menukar uang tunai atau kartu kredit, cukup dengan scan QR.
QRIS ikut menekan kebutuhan uang fisik, mengurangi biaya pencetakan uang dan risiko uang palsu.
Negara-negara seperti Kamboja, Filipina, dan Laos mulai meniru model interoperabilitas QRIS untuk sistem pembayaran mereka.
Melalui kerjasama ASEAN, QRIS menjadi jembatan integrasi ekonomi digital di Asia Tenggara.
Sumber:
World Bank. (2023). Digital Payments in Southeast Asia
ASEAN Central Banks Report (2023)
QRIS adalah contoh konkret bagaimana solusi lokal bisa menjawab tantangan global. Seringkali negara berkembang menunggu inovasi dari negara maju, namun Indonesia justru menciptakan model "bottom-up innovation" yang tidak hanya berguna secara nasional tetapi juga menjadi benchmark bagi kawasan.
Ini sejalan dengan semangat “Digital ASEAN” dan blueprint sistem pembayaran 2025 yang mendorong inklusi, efisiensi, dan interoperabilitas antarnegara.
Meskipun QRIS telah sukses secara implementasi, ada beberapa tantangan ke depan:
Edukasi dan literasi digital di pedesaan masih terbatas
Keamanan siber menjadi isu penting, terutama di level merchant kecil
Perluasan QRIS untuk pembayaran lintas negara perlu dukungan regulasi dan kesepakatan regional
QRIS bukan hanya simbol digitalisasi sistem pembayaran Indonesia, tapi juga perwujudan kemajuan teknologi lokal yang mampu berdampak global. Dengan sistem yang inklusif, cepat, dan efisien, QRIS memperkuat pondasi ekonomi digital dan menjadikan Indonesia pemain penting dalam lanskap keuangan digital dunia.
Bank Indonesia. (2019–2024). QRIS – Quick Response Code Indonesian Standard. https://www.bi.go.id
Denso Wave. History of QR Code. https://www.denso-wave.com
World Bank. (2023). Financial Inclusion and Digital Payments in Southeast Asia
ASEAN Central Banks. (2023). ASEAN Payment Connectivity Report
ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia). (2020). QRIS National Interoperability Framework
EMVCo. (2023). QR Code for Payments Specification
Penulis:
Redaksi TeknoAmpuh
Situs: www.teknoampuh.com
Komentar
Posting Komentar